Thursday, June 20, 2013

Tradisi Makan Sushi Di Jepang Sudah Berubah

"Kaitenzushi", restoran yang menyediakan hidangan sushi mereka di atas ban berjalan (conveyor belt) adalah salah satu kontribusi Jepang yang paling terkenal terhadap dunia wisata kuliner. Konsepnya sederhana: para konsumen duduk mengitari ban yang berputar kemudian mengambil menu yang mereka inginkan dari meja yang penuh dengan sushi.

Tapi sekarang ada sebuah tren baru di Jepang yang sepertinya akan mengancam sistem ban berjalan tradisional. Para konsumen disana sudah tidak begitu tertarik lagi untuk mengambil piring mereka dari meja yang berputar. Jadi sekarang, conveyor belt hanya digunakan sebagai tampilan menu makanan biasa. Para konsumen akan memilih makanan yang mereka inginkan dari piring-piring kecil di atas ban berjalan tersebut, kemudian baru memesannya kepada pelayan.

Budaya Makan Sushi Di Jepang Sudah Berubah

Aneh? Yup. Tren baru tersebut nampaknya dipengaruhi oleh sistem pemesanan melalui touch panel (layar sentuh) yang sekarang sudah digunakan di banyak restoran kaitenzushi. Touch panel yang diaplikasikan di bilik hidangan memberikan kebebasan bagi konsumen untuk menggulir halaman demi halaman di menu sushi yang tersedia.

Salah satu keunggulan dari sistem ini adalah pesanan yang dibuat oleh para konsumen akan langsung ditujukan kepada sang koki, sehingga meminimalisir waktu yang dibutuhkan hidangan untuk bisa sampai ke meja makan.

Perubahan terhadap tradisi kaitenzushi yang berumur hampir 60 tahun ini sudah mempengaruhi seluruh restoran sushi ber-conveyor di Jepang. Di kota dimana kepuasan konsumen adalah sesuatu yang diutamakan, para pemilik bisnis yang tidak menyediakan sistem touch panel ini pun berusaha berakomodasi dengan sistem kerja yang sama dengan touch panel - hanya saja tanpa touch panel itu sendiri. Dengan kata lain, mereka yang ingin menyantap makanan yang berputar di atas conveyor belt tinggal memesan pilihan mereka kepada pelayan dan menunggu makanan itu dihidangkan.

Budaya Makan Sushi Di Jepang Sudah Berubah

Maruha Nichiro Corp, sebuah perusahaan seafood di Jepang, mengonfirmasi perubahan yang signifikan ini setelah melakukan survei terhadap 1000 warga Tokyo. Para responden adalah mereka yang mengunjungi restoran-restoran sushi sekali dalam sebulan atau lebih. Sebanyak 38.9% menyatakan mereka masih setia terhadap sistem conveyor belt tradisional, sedangkan sisanya mengatakan bahwa mereka sudah terbiasa memesan menu makanan dari pelayan.

Tidak ada yang tahu bagaimana nasib kaitenzushi di masa depan. Sebagian restoran di Jepang bahkan sudah membuang conveyor belt mereka dan menggantinya dengan touch panel, memungkinkan para konsumen untuk menerima hidangan mereka ala 'fresh-from-oven', alih-alih mengambil sushi yang sudah terpajang entah berapa lama di atas meja yang berputar, meskipun dengan begitu mereka bisa langsung menyantap makanan pilihan mereka.


Sumber : http://www.jepang.net/2013/04/tradisi-makan-sushi-di-jepang-sudah.html

No comments:

Post a Comment